Puisi ke-73
GUMAM SI GILA
wahai tuhanku alangkah baiknya kamu
membiarkan aku hanyut dalam arus mabukku
dengan mabuk aku bebas telanjang tak lagi malu
melangkah kemana aku mau menyanyi dimana aku mau
menari dimana aku mau apa saja dimana dan kapan aku mau
biarkan dunia tak mengerti aku tapi aku mengerti dunia mereka
biarkan aku di dunia luasku dan biarkan mereka di dunia sempit mereka
biarkan mereka memujamu dengan tarian dan lagu-lagu
biarkan aku memujamu dengan cara menanam engkau dalam helaan nafasku
biarkan aku berkata langit putih awan biru
kalau saja bisa aku ingin jadikan kulitku sebagai acar
dagingku kuiris untuk santapan anjing-anjing liar
lalu tulang-tulangnya kulucuti kulempar
biarkan dilahap serigala-serigala lapar
biarkan lintah mengisap darahku yang mengucur segar
aku tanpa tubuh kasar dalam kegilaan aku sadar
tuhanku biarkan aku menonton topeng
sepanjang jalan ini alangkah banyaknya topeng kaleng
lagu sengau dinyanyikan oleh topeng rombeng
tarian aneh diiringi lagu aneh topeng bopeng
tuhan aku geli melihat mereka menertawakan aku
tuhan aku geli melihat mereka yang pura-pura tahu
tuhan aku geli melihat mereka bercelana dan berbaju
hanya untuk menyembunyikan sesuatu yang berbulu
tuhan jatuhkan langit dikepalaku biar remuk ini kepala
bahannya bagus untuk bikin otak-otak saja
pikirannya tuhan pikirannya menjadikan aku disebut gila
oh apa daya terhadap kuasamu aku tak berdaya
biarkan aku bebas menari dan menyanyi
di sepanjang jalan hidup ini
Kotabaru_Karawang_20062013_1413
|