View Single Post
Old 17 August 2014, 07:43 PM   #1
Chery Moon
Senior Member
 
Chery Moon's Avatar
 
Bergabung: Nov 2011
Location: Kediri - Jatim
Posts: 292
Chery Moon is on a distinguished road
Post Cerbung (END) TV di Warung

Aku dan dia – kita berlama-lama makan di depan tv. Seakan enggan pulang atau mengantarku kembali ke kos sekalipun.
“ngapain ngeliatin aku?” kalimatnya seakan menodongku. Aku gelagapan tapi mataku yang beberapa saat tadi memperhatikannya ku usahakan tetap tenang.
“liat doank g boleh” manyun sesaat memecah tegang. Aku menikmatimu sayang. Betapa malam penuh warna bersamamu mencari warung yang ada tv nya. Menikmati semangkuk soto dengan menonton pertandingan bola. Dan memandangimu menikmati makanan dan hobimu.
Piringmu sudah kosong. Kita akan segera pulang setelah ini. Kamu takut ketinggalan kelanjutan pertandingan bola, tapi aku takut kamu pergi dari pandanganku setelah ini.
“jangan pulang dulu ya “ beberapa saat setelah sampai di kos
“lah, ya keburu selesai bola nya. Enggak pulang deh. Aku mo nonton sambil ngopi aja. Ikut nggak?” dia tawarkan beberapa waktu lagi bersamanya. Aku tau ini sudah larut malam, tapi sudahlah, aku memang sudah gila.
“ikutt”
“ok, yuk. Buruan”
Motor kembali berjalan, perlahan berhenti di dekat persimpangan jalan, seperti angkringan dengan warung kopi dan tv mini di atas pagar tembok pinggir jalan yang di tonton banyak mata.
“nemu tv kan ) ” senyumnya kembali. Kami pesan 2 cangkir kopi dan kembali menikmati bola dalam tv yang benar-benar kecil, di tengah dingin angin malam, dan para laki-laki penikmat bola di sekitar. Ini yang pertama kali sayang. Tidak akan ada malam seperti ini tanpamu.
“eh kamu mau empek-empek g?”
“enggak ah. Kenyang”
“aku beli ya” sudah lah. Beli saja. Nyamankan dirimu asal kamu tetap disini. Bersamaku.
Sesekali ku sandarkan kepalaku di bahunya.
“mau?” di sodorkannya empek-empek yang di makannya dari ujung plastik itu padaku.
“enggak”
Gol, tendangan, drible mewarnai ekspresinya. Yang aku nikmati tak terlewat 1 jengkal pun.
Tidak masalah aku buta bola, tidak masalah keliling mencari tv, tidak masalah malam dengan angin dinginnya, tidak masalah tak ada seorang gadispun kecuali aku, tidak masalah besok harus mengantuk di kantor karena kopi yang membuat mata melotot semalaman. Semua hal aneh menjadi maklum. Hingga waktu benar-benar membuatnya harus mengantarku kembali pulang. Dan dia pulang.
Ku tatap dia menunggangi motornya menjauh sampai hilang dari pandangan, baru aku berjalan masuk dalam kamar.
Aku dekap ponsel beberapa saat, dan ku kirim pesan singkat sekiranya dia telah sampai di rumahnya dengan selamat.
“udah sampe rumah” balasnya.
Tidak ada hal yang terlupa. Aku ceritakan semuanya kepada Tuhan. Tentangnya. Semuuuua tentangnya. Tuhan yang paling tau bagaimana rasa ini tumbuh hingga penuh dengan bunga dan kupu-kupu yang menyesakkan dada. Ku titipkan dia pada Tuhan untuk keselamatannya, kebahagiaan dan ketentraman hati nya juga keluarganya.
Tak ada detik tanpa ingatan tentangnya. Ketika bersama, sendiri, ketika dulu, ketika sekarang. Ketika tak ada lagi hari bersamanya. Ketika tak ada lagi detik tentang kita. Ketika sekarang ini aku menulis tentangnya. Cinta masih tetap sama. Masih tetap menggebu. Masih tetap sadar betapa dinginnya dia kepadaku. Benar-benar dingin. Hingga hatiku membeku hanya untuk dirinya, saja. Yang tersayang. Mr. Ice
Chery Moon is offline  
Reply With Quote