Luapan hatiku
Bagai malam Tampa Bintang
Yang menantikan awan hitam menjauh
Agar sinar bulan bisa tampak, dan bintang keluar menemui
seperti api panas yang memberondong hati
hingga hangus terbakar tampa menyisakan satu ruang untuk bernafas.
Enyah,,,,,,, pergilah perih,aku muak dengan Mu
kubiarkan saja pintu itu terbuka
agar perih sedih itu melesat pergi
dan datanglah pagi yang menyugukan senyum diperaduan.
Aku bagai tanah liat yang enggan disentuh oleh perupa,hingga terinjak oleh
kaki-kaki tanpa perasaan.
Aku lesatkan jauh panah cintaku
agar hilang tak kembali, tapi selalu Kutemui ia bertengger di busur hatiku
sehingga aku semakin intim dengan penderitaan
Bangunkan aku wahai dewa Mimpi
agar kutahu ini hanya mimpi
Namun, kerapkali aku di tampar oleh kenyataan dan aku memang terjaga
Kutuangkan saja nafsu deritaku
sahutan sepi,histeriku tidak membawa ruang kelegaan hati
hanya aku sendiri diHutan kepedihanku
bernafas,namun tiada Bernyawa
|