Kursi hitam
jauhkan pandanganmu, jauhkan lagi
terik mentari tak lagi jadi arti
tuturmu pada kursi hitam saat itu
kemudian berdiri tegak dengan menggebu
kotak-kotak kecil terisi noda
gedung indah terancam buta
ingatan kelabu panjang
kelabu hitam tak terbayangkan
sekali lagi, buang jauh-jauh pandanganmu!
lemparkan kedalam pikiran kelammu
batasi mimpiku
demi mimpi yang nyata bagimu namun RAIB bagiku
kejujuran tak lagi bongkahan mewah
hanya sampah dan kotoran yang sangat RENTA!
kusut, suram, masa depan yang NYATA!
jiwa, nadi, peralatan maut seorang DEWA!
dimana gumpalan darah itu?
kau sembunyikan dimana?!
yang kau ketahui gumpalan darah itu adalah HATI
lantas apa hati katamu?
jauh hilang? lenyap dan melayang?
SAMPAH itukah yang menjauhkanmu dengan HATI?
KOTORAN itukah yang menodaimu serta HATI?
kau hebat, namun dangkal!
jabatmu ala hidupmu
MIMPIku asa bagiku!
|