7 October 2011, 05:20 PM | #1 |
Junior Member
Bergabung: Oct 2011
Posts: 7
|
Napas seorang pujangga
Cinta, kadang kala kau membuatku melayang di atas angin, laksana bidadari surga yang bercumbu dengan keindahan hakiki. Namun kini, lirihku terasa sungguh……sakit……perih……manakala aku hanya bisa bersimpuh dengan wajah lara penuh dosa. Cinta, kau membuatku menangis bagai musafir yang hilang arah jejaknya. Tinggallah cakap orang beradu di kehidupan melihat engkau di padang mahsyar. Dan……akulah musafir itu. Aku adalah musafir yang miskin akan kasih, ialah cinta. Aku menangisi cintaku yang hilang di terawanganku manakala aku buta akan gelapnya malam, menanti datangnya fajar dan berharap ia ada di hadapku, mencium keningku dengan hangat seraya berkata, “jangan menangis, tiada kesedihan di antara kita.” Namun kusadari itu hanyalah angan. Haruskah aku mati dikarenakan rindu? Allah……aku mencintainya……sungguh, aku adalah hina yang mampu mencintainya setara dengan aku mencintai-Mu. Apakah itu haram? Namun, inilah hamba-Mu, pada akhirnya insane mencintai insane, bukan? Walau bertudung rasa bernama keraguan, cintaku selalu terpaut padanya. Apakah sama halnya tentang dia? Cintaku mampu mengoyak cadar kebatasan, namun apakah salah jika rasa itu suci? Ada baiknya begitu. Semoga Engkau mengerti……….
(Minggu, 3 Mei 2009)
|
|
|
Similar Threads | ||||
Thread | Thread Starter | Forum | Replies | Post Terakhir |
seorang akhwat | hidari | Sastra | 0 | 15 August 2011 05:57 AM |
Tentang pujangga | m4rshal | Bahasa Indonesia | 6 | 12 June 2011 01:12 AM |
Jeritan hati seorang sahabat.. | bLueLovers19 | Sastra | 0 | 21 March 2011 11:01 AM |