Sekolah.org

Go Back   Sekolah.org Ekstrakurikuler Sastra

Reply silakan bergabung untuk ikut diskusi :-)
 
Thread Tools
Old 22 June 2011, 12:10 PM   #1
roni the writer
Member
 
Bergabung: May 2011
Location: balige
Posts: 62
roni the writer is on a distinguished road
Thumbs up cerpen_tinggal bersama perih

Aku masih menatapnya terdiam. Hampa. Tak ada sedikit bahasa yang terlampiaskan. Tertegun bersama angin. Tak berkutip.
“Haruskah kau tinggalkan aku?”, ucapku lirih. “haruskah kau pergi bersamanya?”. Aku seakan bicara pada rumput, rumput yang tak bergoyang. “mengapa kau hanya diam saja?”.
Ia seolah memberi pertanda akan membrikanku sedikit jawaban, namun ia hanya mengeleng. Tak ada jawaban yang pasti. “Aku pun tak tahu harus berbuat apa, kisah cinta ini tak bisa kita teruskan lagi. Cinta ini haram”.
Jawaban itu, membuatku tak berdaya. Bagai jarum-jarum kecil menusuk setiap sendi ditubuhku. “Haruskah kau mengatakannya?”. Linangan yang sejak tadi menggenang itu pun terjatuh. Membasahi pipi yang telah lesuh. Cinta yang telah lama dijalani, haruskah berakhir seperti ini. Penghianatan yang semestinya tak ada. Pengingkaran janji yang seharusnya tak dilakukan.
Lama kami hanya pandang memandang, antara aku dan dia. Air mata terus mengalir, tapi tak ada kata yang bisa terucapkan. Lalu angin terasa menyentuh dingin di kulitku. Aku mencoba menyentuhnya, menyentuhnya dengan sejuta kelembutan. Namun, ia menepis. Akankah kami berpisah, akankah cinta berujung sampai disini???
Sebulan lagi Andry akan menikah dengan Ririn, mereka sudah bertunangan sekitar seminggu yang lalu. Aku tak pernah tahu tentang Ririn sebelumnya, yang aku tahu hanya aku yang ada pada diri Andry. Kisah cinta yang bersenandung indah antara aku dan Andri. Pertemuan di toilet menjadi awal dari semua ini.
Tujuh bulan yang lalu aku dan Andry terperangkap dalam toilet umum di pinggir kota. Hanya kami berdua, aku dan Andry. Tak sengaja aku menabrak Andry yang hendak keluar, gagah dan kuat. Janggal. Numun, hawa memaksaku untuk menatapnya. Aku mencoba menepis segala gejolak hati yang membuatku resah. Aku menutup pintu toilet dengan harapan ia akan pergi.
Bagai badai menerjang rumah menjadikannya rata dengan tanah, aku terkejut melihat dia yang masih berdiri cemas dan gelisah. Menggaruk-garuk kepala dan berjalan mondar-mandir. Sesekali dia memegang engsel pintu dan berkata,”Ayolah..”, ucapnya dengan risau. “Dasar pintu sialan!”.
Cinta hadir bersama udara yang tak berarah. Aku tak pernah merasakan ini sebelumnnya, pada siapa pun. Auranya membawaku sangat dalam, helaian nafasnya memanggilku untuk lebih dekat. Raga ku pertahankan untuk tidak berpindah. Tak sadarku, aku berjalan menghampirinya “Ada apa ya, dari tadi anda terlihat begitu cemas?”. Ia hanya mengerutkan dahinya, dan matanya yang indah menoleh pada engsel pintu. Ketika aku hendak mencoba membuka pintu itu, aku menyentuh jarinya, begitu halus dan berwibawa, menyimpan bau ketulusan sekaligus kejantanan. Aku tak berdaya, jari-jari ku seakan remuk ditimpa meteor. Dengan wajah sok cool aku membuka pintu toilet. Tak ada hasil, kami terperangkap.
Ia memandangiku begitu saja, diam seribu bahasa. Jarak satu meter , bagiku bagai langit dan bumi. Begitu jauh. Aku tak tahu harus mengatakan apa. Getir-getir cinta membuatku semakin resah dan cemas. Gelombang- gelombang hati merambat tak berdaya. <span>Namamu siapa</span>?, namun, yang keluar dari mulutku “Anda berasal dari mana?”, tanyaku dengan paksa.
“Saya berasal dari Palembang dan saya akan mengadakan liburan di sini”. Tenang dan santai. Aku tak bias menatapnya bicara, ia membuatku sungguh tergila-gila. Senyuman yang mengagumkan.
“Namaku Ranus, kalau boleh tahu nama anda siapa?”
“Saya bernama Andry.” Jawaban yang simple ditambah senymnya yang menggugah denyut nadiku, berdenyut lebih cepat entah apa yang ku rasakan. Aku pikr ia juga memiliki gejolak yang sama denganku.
Bincang-bincang yang cukup lama membuat aku dan dia semakin dekat, hapir tiada jarak. Senyum, tawa dan canda. Perasaanku menjadi aneh, aku heran. Ternyata, kami sudah ada setengah jam di toilet umum itu. Pintu toilet sudah terbuka, mungkin sudah banyak laki-laki yang heran melihat kami berdua. Tapi itu bukanlah sebuah masalah. Andry merenggut tanganku, dinding yang membentengi kami telah remuk. Mungkin bias dikatakn tak ada jarak, aku dan dia seakan sudah kenal sejak kecil yang bertemu secara tidak disengaja.
”Kamu akan menginap di mana?” tanyaku sambil berjalan keluar toilet.
“Aku belum tahu Ran, aku masih mencari, di daerah wisata seperti ini pasti mudah untuk menemukan penginapan yang aman dan nyaman”.
“ Eah, tapidari pada kamu mencari-cari , lebih baik kamu mengpinap di rumahku saja. Hanya aku dan kau.”
“Bagaimana dengan orangtua mu?”
“Ibuku sedang pergi ke luar kota, ayahku sudah meninggal sejak aku masih berada di kandungan ibuku”, aku mencurahkan segala isi hatiku pada Andry, segala kesepian di hidupku, merindukan belaian seorang ayah. Bermain bersama, bepergian bersama. Namuin, ia telah meninggalkan aku terlebih dahulu, bahkan sebelum aku ada di dunia ini. Oleh karena itu, aku tertarik melihat laki-laki, bahkan untuk melirik laki-laki pun aku mau. Aku selalu berusaha untuk membuang perasaan itu jauh-jauh namun rasa itu seaakan menyatu dengan darahku. “haruskah cinta yang haram ini aku rasakan?”.
Andry memelukku, “maafkan aku karna ku telah membuatmu menangis.” Aku memeluknya kembali dengan sangat erat, dan aku tak akan pernah mau untuk kehilangannya. Andry sesosok pria yang mau menerima aku apa adanya, tak seperti pria lain yang hanya ingin menikmati rasa indahnya bercinta denganku. Kasih dan kegagahannya menjadi perisai di hidupku, melindungiku setiap saat.
Aku juga memiliki pacar, ia bernama Vina. Namun, aku meninggalkannya hanya karena Andry, aku ingin hidup lebih lama bersama Andry tanpa ada sesikit pun yang menggangu kami berdua begitupun cinta kami.
Setiap hari kami jalani bersama, keliling Bali, menjelajahi Pantai Kuta, membeli Souvenir. Bahkan, Andry sudah lupa tujuannya datang ke bali untuk liburan. Begitu banyak kisah dan kenangan indah yang kami lalui. Janji untuk sehidup semati, tak akan pernah berpisah selamanya. Tak ada yang akan ditinggalkan dan tak ada yang akan meninggalkan.
Tak terasa sudah tujuh bulan berlalu, aku dan andry melalui kisah cinta kami. Suatu hari, Andry membawaku ke sebuah restoran yang tampak sunyi, jauh dari keramaian. Aku berpikir bahwa Andry akn memberikan sesuatu yang special. Namun, semua itu hanya khayalan ku saja.
“Ranus, ku harap kamu mengerti akn apa yang akan ku katakan ini. Besok, aku akan kembali ke Cirebon, aku akan menikah dengan Ririn ”. Andry memberikanku sebuahb surat, surat undangan pernikahan. Aku tak percaya akan semua yang ia katakan. Andry telah menghianati segalanya.
Cinta hadir begitu saja, tanpa permisi entah pada siapa. Cinta pergi begitu saja, entah pamit pada siapa. Perpisahan, satu kata yng seharusnya tak perlu terjadi, bahkan tak perlu ada. Jauh….., tiada terpikirkan olehku kalau ini semua akan terjadi. Janji-janji itu sudah memudar, kisah cinta itu akan ku hapus!. Tapi, apakah aku bisa????.
Aku harus sendiri, selamanya sendiri. Tinggal bersama perih. Takkan ada lagi cinta yang mengisi. Biarkan ruang hati ini tetap kosong untuk selamanya, bukan untuk Vina ataupun Andry. Karna aku memang harus sendiri, walau aku harus menangis, aku percaya inilih takdirku. Dan aku menyadari, aku telah salah mencintai seorang laki-laki, Andry benarcinta ku ini memang haram.
__________________
pray 4 me, n i always pray 4 u.....
roni the writer is offline  
Reply With Quote
Old 29 June 2011, 07:07 PM   #2
arya
Senior Member
 
arya's Avatar
 
Bergabung: Nov 2010
Location: Banjarmasin
Posts: 122
arya is on a distinguished road
Send a message via Yahoo to arya
Default

nice story


and terus lah berkarya
arya is offline  
Reply With Quote
Reply silakan bergabung untuk ikut diskusi :-)

Thread Tools


Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
belajar bersama untuk sama sama pintar Khairan Bahasa Inggris 10 9 December 2011 04:12 PM


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 03:13 AM.


Powered by vBulletin®
Copyright © Jelsoft Enterprises Ltd.