Sekolah.org

Go Back   Sekolah.org Ekstrakurikuler Sastra

Reply silakan bergabung untuk ikut diskusi :-)
 
Thread Tools
Old 3 July 2013, 06:19 PM   #1
I am ME
Senior Member
 
I am ME's Avatar
 
Bergabung: Jan 2011
Location: The World of ME
Posts: 2,955
I am ME is on a distinguished road
Default Pecinta Senja, Maukah Ku Ceritakan Kau Sebuah Kisah Cinta?

Jangan salah paham melihat ada nama Senja di judul thread ini.
Ini adalah jawabanku atas tulisan Senja ini:
http://sekolah.org/showthread.php?t=7810
Maka, aku ingin share sebuah kisah cinta.
Kisah cinta yang diangkat dari kisah nyata.
Silahkan disimak....

Kisah ini sudah tertinggal dua puluh tahun lebih, maka ibarat seseorang yang ketinggalan kereta, bukan cuma kilau lampu dan getar rel yg telah hilang di tikungan sana, bahkan gerbongnya sj sudah karatan dan dipensiunkan, lokomotifnya mungkin masih beroperasi, tapi sudah tersengal karena tua. Cerita ini sudah menguap dua puluh tahun lebih, maka ibarat embun menggelayut malas di dedaunan, jangan-jangan rerumputan itu sudah menjadi hutan, tidak tersisa lagi kenangannya. Tapi tak mengapa, boleh jadi cerita ini bermanfaat. Toh, kalian biasanya suka dgn kisah cinta klasik seperti ini. Yang walaupun saking klasiknya, berkali-kali terjadi di sekitar kita.

Kisah ini dari mbak kita, panggil saja namanya Hesty, 48 tahun, tinggal di Menteng, salah satu kawasan elit di Jakarta--klasik kan. Dia 8 tahun terakhir, selalu menangis dalam diam saat mendengar lagu "Selamat Jalan"-Rita Effendy, apalagi ketika malam tiba, Jakarta dikepung rinai gerimis, berdiri di teras, menatap kilat cahaya lampu, semua kenangan itu kembali. Apa coba salah itu lagu? Apa coba dosa Rite Effendy, sampai lagunya dijadikan 'lagu nasional' kesedihan dari Mbak Hesty, tidak panjang kata lagi, baiklah, berikut kisahnya.

Hesty dan Tigor lahir di hari yg sama, tahun 1960, masa-masa Soekarno dan bangsa ini ribut tentang jargon nasakom. Mereka lahir nyaris di waktu yg juga hampir bersamaan; bedanya, Hesty dilahirkan di RS Cipto dibantu dokter-dokter yg hebat, sementara Tigor dilahirkan di kampung dibantu dukun beranak sekitaran Cikini.

Mereka juga tinggal satu rumah, satu atap. Bedanya, Hesty tinggal di lantai dua dengan kamar besar, bertirai sutera, berlantai parquet jati. Sedangkan Tigor tinggal di sudut paling pojok rumah itu di kamar sempit, sekamar dengan Emak dan Bapaknya. Mereka tumbuh bersama, bersisian, dan berbagi banyak hal yg sama. Bedanya Hesty adalah anak ke-5 dari 5 bersaudara keluarga pejabat pemerintah pemilik rumah besar dibilangan Menteng tersebut; sementara Tigor anak pertama dan satu-satunya dari Bibi (tukang cuci) dan Mamang (tukan kebun) rumah tersebut.

Klasik sekali, bukan?

Sejak kecil mereka dekat. Tidak ada yg tahu kenapa mereka begitu kompak, begitu melengkapi dan boleh jadi terlihat cocok satu sama lain. Di mana ada Tigor, maka Hesty, gadis kecil dgn rambut ikal, mata hitam bundar, dan wajah menggemaskan itu selalu ada. Dan sebaliknya, di mana ada Hesty, maka Tigor, bocah kecil dgn rambut berantakan, kulit rada-rada hitam, dan wajah selalu tertawa itu selalu ada. Namanya juga anak-anak. Belum ada yg keberatan dgn fakta kedekatan mereka. Papa Hesty memang sering marah-marah setiap kali tahu cerita kalau Hesty lagi-lagi bandel mandi di sungai ciliwung bersama Tigor--jaman itu aliran air Ciliwung masih sedikit manusiawi. Atau ketahuan main layang-layang jauh sekali di lapangan banteng. Berjalan kaki pulang sekolah (padahal ada jemputan). Melempari pohon mangga di perempatan Senen. Tapi saat itu, tentu saja Papa Hesty hanya marah atas kenakalan Tigor dan Hesty. Mereka masih anak-anak.

Bibi dan Mamang setiap malam mengingatkan Tigor soal "nona muda" jangan diajak main yg aneh-aneh. Tigor selalu menurut, mengangguk. Tapi mau bagaimana? Nona muda Hesty sendiri yang justru sambil nyengir berteriak di luar kamar sempit itu. "Tigoorrr! Main yuk!" mengajak Tigor bersepeda sepanjang hari, lantas melakukan hal-hal seru di kampung-kampung Jakarta--blusukan. Sepanjang sejarah kanak-kanak mereka, hanya dua kali Papa Tigor benar-benar marah soal kebersamaan mereka; pertama ketika Hesty dan Tigor pulang kemalaman bersepeda (sebenarnya mereka sering kemalaman); tapi kali ini beda, itu persis tanggal 30 september saat umur mereka 6 tahun. Hesty imut-nya cuma menyahut seruan ayah-nya dgn: "Pa, aman2 saja kok, Hesty tadi malah lihat banyak tank, ya kan Tigor?" Papa semakin marah, "Aduh, kita nggak kenapa-napa kok, Pa. Tentara itu mau perang ya, Pa?" Hesty dihukum tidak boleh keluar selama tiga hari. Sedangkan di kamar sempit, Tigor dihukum Bibi (ibu Tigor) tidur di kursi luar selama seminggu, bersama nyamuk, kena tampias hujan. Itu hukuman yang boleh jadi masuk akal, karena Jakarta sedang genting-gentingnya karena pemberontakan PKI, mereka berdua malah asyik beranjangsana.

Kali kedua, dan ini juga fatal sekali; saat Hesty dan Tigor mencuri-curi peralatan kamera Papa-nya. Lantas menggunakannya utk foto-foto. Itu barang langka tahun 60-an; hadiah istimewa dr duta besar Inggris. Kamera itu rusak. Maka malam itu Hesty dijewer Papa-nya. Tigor? Ditampar Mamang (bapaknya), "Kau membuat nona muda menangis, hah. Kau pikir kau bisa seenak perut masuk-masuk ke kamar Tuan?". Belum lagi hukuman tambahan, bukan sekadar tidur di kursi, Bibi kali ini menyuruh Tigor berdiri di halaman rumah hingga shubuh. Malam itu hujan turun deras. Hesty menangis, mengintip dari teras lantai dua, menatap Tigor yg menggigil kedinginan di halaman bersimbah hujan. Hesty sejak tadi sungguh hendak menyerahkan payung; Papa-nya mendelik marah, mengunci pintu kamar. Menyisakan isak gadis kecil berambut ikal itu. Itu semua idenya, bukan salah Tigor.

Lepas beberapa hari (tujuh hari) dari insiden kamera tersebut, Papa Hesty mendapat tugas menjadi pimpinan di Surabaya. Berangkatlah seluruh keluarga itu ke sana. Rumah besar di Menteng hanya menyisakan tiga orang: Bibi, Mamang dan Tigor. Sisa-sisa kemarahan soal kamera itu jelas masih ada; jadi Tigor hanya bisa takut-takut melambaikan tangan saat mobil pergi mengantar keluarga itu ke Stasiun Kota. Tapi bukan Tigor dan Hesty namanya jika mereka mengalah begitu saja. Tigor bergegas dgn sepedanya menuju Stasiun Manggarai, sengaja menunggui kereta itu lewat di sana. Dia kali dia tertipu, salah. Kereta ke-3 dia benar; kepala Hesty melongok dari jendela gerbong, melambai2kan tangan. Meski tdk janjian (mereka saja bahkan dilarang bicara satu sama lain selama seminggu terakhir), tentu saja Hesty tahu, mereka sering bersepeda ke sini; lantas pura-pura melambaikan tangan ke kereta-kereta yg lewat, tertawa-tawasoal di sana ada Hesty yg pergi entah kemana.. kali ini benar2 terjadi; dan kedekatan itu membuat Hesty yakin Tigor akan berdiri di sana. Hesty yakin sekali. Maka setengah mengharukan setengah lucu melihat mereka dada-dada-an.. Kepala Hesty keluar dari jendela gerbong, Tigor berlarian melambai. Kereta terus melaju. Kali ini Papa Hesty tdk tahu hendak bilang apa lagi, mukanya cuma menggelembung merah.

Dan waktu berlalu dgn cepat...

Seperti cepatnya pembangunan yg merubah wajah kota Jakarta... Ali Sadikin menyulap jalanan Thamrin, kampung raksasa itu berubah jd metropolitan. Lantas apa kabar Hesty-Tigor? Duhai, apalah artinya Jakarta-Surabaya? jarak tidak mampu menaklukkan kedekatan. Mereka menemukan cara baru utk terus berhubungan. Surat-menyurat.... Menurut cerita Hesty, selama 14 tahun Papa-nya bertugas di Surabaya, dia mengirimkan 251 surat buat Tigor. Dan menerima 234 surat balasan. Kenapa balasan Tigor lbh sedikit? Aduh, urusan ini menyebalkan sekali memang.. di awal2, surat balasan Tigor terlanjur kena black-list Papa Hesty. Langsung dibakar di perapian rumah saat tiba. Hingga Hesty tahu soal itu, dan meminta Tigor mengirimkan surat ke alamat temannya. Beres! Masalah itu teratasi... Isi surat2 itu sebenarnya tidaklah berbeda satu sama lain, hanya tentang: apa saja yang kamu lakukan seminggu terakhir, bercerita seru hal-hal konyol yg dilakukan, ide-ide konyol jika mereka bertemu lagi, dan selalu ditutup dgn kalimat: "tidak seru nggak ada Hesty di sini" (atau "tidak seru nggak ada Tigor di sini", kalau Hesty yg menulis suratnya);

Empat belas tahun berlalu, hingga akhirnya hari yg terjanjikan itu tiba... Kesabaran selalu menaklukkan apapun.

Papa Hesty mendapatkan penempatan baru di Jakarta. Kalian tahu sebagai apa? Menteri. Mereka tidak kembali ke Menteng, keluarga besar Hesty tinggal di kebayoran lama, Papa-nya sudah berumur 60tahun. Hesty sudah dua tahun kuliah di Surabaya, saat pindah ke Jakarta, ia juga pindah kuliah ke UI Salemba. Apa kabar Tigor? Dia tetap tinggal di rumah Menteng, yg sejak dulu disewakan ke ekspatriat, keluarga bule-blue yang bekerja di Jakarta. Sedangkan Bibi dan Mamang juga tetap tinggal di sana, jd pembantu keluarga yang menyewa rumah.

__________________
I am ME

(^_^)
I am ME is offline  
Reply With Quote
Old 3 July 2013, 06:22 PM   #2
I am ME
Senior Member
 
I am ME's Avatar
 
Bergabung: Jan 2011
Location: The World of ME
Posts: 2,955
I am ME is on a distinguished road
Default

lanjut yaaah....

Tapi belasan tahun berlalu, meski tetap tinggal di kamar sempit pojokan rumah, tentu saja Tigor sekarang adalah seorang pemuda. Meski wajahnya rata-rata saja tidak ganteng-ganteng amat (hanya menang di ekspresi muka yg selalu gembira, wajah yang selalu tersenyum menawan), Tigor tumbuh jd pemuda yg pintar. Dia kuliah juga di tahun ke-2 di UI Salemba. Tubuhnya cukup tinggi, cukup atletis, cukup hitam, meski sama sekali tdk cukup biasa utk ukuran jaman itu, anak pembantu kuliah di jurusan paling prestisius, kampus terkenal di Indonesia. Maka duhai, saat mereka bertemu pertama kali di Salemba, momen itu selalu indah utk dikenang. *kalau cerita ini bisa panjang, saya bahkan bisa menceritakan detail pakaian yg mereka gunakan. Tapi kita tdk akan berlama2 di bagian ini.

Papa Hesty sibuk. Itu tahun-tahun pembangunan nasional dimulai, jargon repelita ngetop sekali. Mama-nya juga, sibuk di darma wanita, aktivitas sosial. Kakak-kakak perempuannya bahkan sudah ada yg menikah dan tinggal di rumah lain, di luar negeri. Tapi sesibuk apapun keluarga itu, mereka segera tahu: kenyataan Hesty dan Tigor yang kembali bersama-sama lagi, dekat sekali di kampus, sering saling menelepon; Itu kabar yang membuat tidak nyaman, risih dan menurut versi Papa Hesty, malu-maluin. Tapi apa mau dikata skrg? Mau mengunci Hesty di kamar? Menyuruh Tigor berdiri di halaman rumah? Mereka sudah dewasa; bahkan di tahun ke-4 kuliah, Tigor menjadi ketua Dewan Mahasiswa (yang salah satu kerjaannya, memprotes pemerintah Soeharto lewat demo-demo di jalanan; tahun 82-an demo2 masih jarang, jadi wajah Tigor yang masuk koran terlihat begitu jelas). Kebencian itu semakin tebal saja.

Usia 26, lulus dr kuliah, diterima bekerja di salah-satu perusahaan swasta yang baik, Tigor akhirnya setelah bertapa seminggu, memikirkannya matang-matang, akhirnya memberanikan diri melamar Hesty. Waktu itu, Papa Hesty diujung2 karir menteri-nya. Diterima? tentu saja jauh asap dari api. Ditolak mentah-mentah. Dihina malah. "Kau tidak menjadi layak hanya karena sarjana, punya pekerjaan bagus, atau terkenal sekali sering menulis di koran-koran. Keluarga kita tetap berbeda jauh." Papa Hesty menjawa dingin. Maka meledaklah masalah tersebut. Hesty menangis. Membenci Papa-nya. Bersumpah akan kabur dr rumah. Tigor pulang dengan wajah sendu. Kali ini Bibi dan Mamang yg semakin sepuh hanya bilang: "Nak, tahu dirilah siapa keluarga kita."

Enam bulan berlalu. Setelah begitu banyak keributan, seruan marah, situasi mulai mereda. Hesty yg sejatinya sayaaang sekali dgn Papa-nya, memutuskan untuk bersabar, mulai menyusun rencana panjang: membujuk Papa-nya tidak bosan-bosan hingga berhasil. Memberikan sejuta argumen. Mengajak Mama-nya ikut bersekutu. Kakak2nya yang tinggal di luar kota dan luar negeri. Setahun berlalu, semua seperti terlihat akan berhasil.. Papa Hesty sudah pensiun, sudah sering sakit malah, semoga saja keras-kepalanya berkurang.. Kali ini Tigor menabalkan tekad, kembali melamar Hesty.. duhai, urusan ini menyedihkan sekali, Papa Hesty menemui Tigor pun tidak, dia hanya dingin bilang ke Hesty: "Jika kau sayang Papa, maka kau akan mendengarkan Papa... Papa tidak setuju kau menikah dengannya, jadi skrg terserah kau!"

Tembok itu tebal sekali.

Dan jahitan luka lama itu terbuka kembali. Lebih lebar dan lebih dalam. Hesty malam itu sepertinya benar2 akan pergi dr rumah.. apalagi Tigor dgn wajah bersungguh2, meminta "janji itu" dipenuhi.. janji saat mereka sering bersepeda dulu: "aku akan ikut kemana kau pergi..." Tapi tidak, Hesty tidak bisa meninggalkan Papa-nya yg sakit2an. "Bersabarlah, Tigor... aku mohon.." Hesty meneguhkan hati; dia akan kembali membujuk Papa-nya. Bersabarlah, dia tidak akan menyerah. Mereka sudah berjanji bahkan sejak kecil, sejak mereka juga belum tahu apa itu perasaan cinta. Ah, apa lagi yg bisa dilakukan Tigor selain menunggu? Tidak mungkin dia membiarkan Hesty menyakiti Papa-nya.

Tapi urusan mereka benar2 berjalan di luar rencana enam bulan kemudian. Bukan karena Tigor kebetulan mendapatkan kesempatan dinas belajar, kursus singkat di London tahun 1987 selama 4 bulan. Jarak tdk pernah berhasil memisahkan mereka.. Tapi karena saat Tigor kembali dari kursus itu, empat bulan kontak dengan Hesty terhenti, dia justeru menemukan amplop tebal berisi setumpuk foto2 dan selembar surat di meja kerjanya. Itu foto2 pernikahan Hesty di Bandung. Dan isi selembar surat itu pendek saja: "Maafkan aku, Tigor.. aku sudah menikah..."

Seperti gila, Tigor berangkat menuju rumah besar keluarga Hesty. Muka riang itu terlihat pucat dan marah sekali.. Ingin rasanya dia langsung berteriak2 marah.. Bukankah mereka sudah berjanji akan sabar satu sama lain? Apa maksud pernikahan gila tersebut? Bagaimana mungkin? Empat bulan dia pergi ke London, Hesty menikah? Tapi seruan tertahan Tigor tidak keluar, ekspresi kemarahan itu justeru terhenti, karena persis ketika Tigor tiba, rumah Hesty dipenuhi oleh siluet hitam dan kesedihan. Papa Hesty semalam meninggal, old soldier itu telah pergi selama-lamanya. Rumah itu dipenuhi pelayat (yang otomatis adalah pejabat2 pemerintah); siapa yg peduli dgn Tigor jika di rumah itu sedang ada penguasa no.1 di Indonesia?

Pemuda malang yg merangsek masuk.. menatap nanar, mencari potongan hatinya: Hesty.. lihatlah, gadis cantik berambut ikal itu sedang menangis sesenggukan di hadapan Papa-nya yg terbaring beku.. Di sebelahnya duduk "seseorang". Melihat pemandangan itu, Tigor gelap-mata. Kepalanya sempit sekali utk berpikir, ada sejuta kabut kesedihan yang membuatnya tidak bisa berpikir rasional dan bersabar.. apalagi saat Hesty mengangkat wajahnya, dan mereka bersitatap satu sama lain; Hesty menggelengkan kepalanya.. menangis.. Tigor tertunduk, kalah.

Siang itu juga Tigor mengambil keputusan super-ekstrem. Dia berpamitan kepada Bibi dan Mamang. Dia akan pergi. Jauh. Ribuan mil, dan semoga semua kesedihan hatinya bisa hilang sejengkal.

Delapan belas tahun berlalu.. Tigor sempurna hilang ditelan gempita dunia.. meninggalkan jendela kaca yg semakin kusam.. rumput halaman yg meninggi dan menjadi belukar.. langit2 rumah yg dipenuhi bintik hitam tampias air... dan di atas itu semua, Tigor sempurna sudah meninggalkan Hesty..
__________________
I am ME

(^_^)
I am ME is offline  
Reply With Quote
Old 3 July 2013, 06:28 PM   #3
I am ME
Senior Member
 
I am ME's Avatar
 
Bergabung: Jan 2011
Location: The World of ME
Posts: 2,955
I am ME is on a distinguished road
Default

last part....

Kalian tahu lagu "Selamat Jalan", Rita Effendy?
"Berpisah denganmu/telah membuatku semakin mengerti/
betapa indah saat bersama/yg masih selalu kukenang/

Setelah kejadian malam itu, menurut Hesty, dia berkali-kali datang ke rumah Menteng; bertanya di mana Tigor? bertanya di mana gerangan sepotong hatinya. Tapi Bibi dan Mamang menggeleng tidak tahu.. Hesty menangis, Hesty memaksa ingin tahu... Tapi siapa yg tahu dan akan memberi jawab? Bibi dan Mamang tidak tahu, hanya menerima surat secara berkala tanpa perangko yang tidak ada alamat pengirim, hanya menyisakan Hesty yg frustasi, Hesty yg bingung, tidak mengerti kenapa Tigor pergi begitu saja... Meninggalkan hari-hari yg sepi... Hari-hari yang menyesakkan.. hingga merubah rasa cinta itu menjadi kebencian karena setelah dia berkorban banyak hal, membujuk Papa-nya tak lelah bertahun2, Tigor-lah yg justru pergi tanpa berita..

Dan tahun2 berlalu lambat.. cat2 rumah semakin kusam.. kehidupan terus mengalir.. pohon palem yg mereka tanam berdua dulu waktu kecil bahkan sudah mati tua dimakan rayap... saat Mama-nya meninggal tahun 1995, Hesty yg sudah 35 tahun memutuskan pindah ke Menteng. Dia merenovasi rumah besar itu.. Ada banyak yg dirubah, kecuali kamar di lantai dua, tempat dia sering menghabiskan malam menatap lampu kota jakarta.. ditemani beratus2 lembar foto.. Tigor sejak merusak kamera papa Hesty, suka sekali dgn kamera; itu koleksi foto-foto mereka berdua waktu kuliah, dan tahun2 setelah itu. Menatap foto-foto itu setidaknya membuat Hesty bisa tersenyum, menghela nafas bahagia.

Apa yang sebenarnya telah terjadi? Tentu saja Hesty tinggal sendiri di rumah besar itu... Pernikahan itu tdk pernah ada.. Tigor keliru besar saat melihat foto-foto dan selembar surat itu... Foto-foto tersebut adalah konspirasi terakhir Papa Hesty yang terlalu membenci hubungan mereka. Benar, ada pernikahan tersebut, tapi itu kakak Hesty; dalam beberapa kesempatan, Hesty tentu saja berfoto dgn mempelai cowok bersama yang lain. Karena 5 bersaudara perempuan itu sengaja mengenakan pakaian yg tdk berbeda dgn pengantin, maka dengan memilih foto dengan pose tertentu, seolah2 Hesty-lah yg menikah. Surat itu? ah, urusan ini menyakitkan sekali. Satu2nya yg mempunyai tulisan tangan mirip sekali dgn Hesty adalah Mama. Tidak kuasa menolak permintaan suami-nya yg semakin sepuh, sakit-sakitan, Mama sambil menangis bersedia menulis sepotong kalimat itu.

Dan semua menjadi rumit, saat Tigor datang dengan kemarahan ke rumah di kebayoran baru di hari kematian papa Hesty; lelaki yg duduk di sebelah Hesty adalah kakak iparnya. Dan jelas, di sebelah kakak iparnya tersebut ada kakak perempuan Hesty yg menjadi istrinya. Gelengan kepala Hesty tersebut juga maksudnya: "Jangan sekarang.. nanti saja kita bicarakan soal kita..." Tapi apa hendak mau dikata? Kejam nian kesalahan ini buat mereka.. Tigor yang baru pulang dari London, penuh bahagia berharap bertemu Hesty, benar-benar salah sangka.. Dan semakin kacau karena dia justeru memutuskan pergi.. menyiram rumput cinta yg tumbuh subur di hati dengan minyak tanah.. membakar habis hingga ke akar2nya..

Fakta ini baru diketahui Hesty enam tahun silam; tahun 2006; Saat Bibi meninggal, saat menemukan setumpuk foto2 pernikahan dan selembar surat itu di kamar sempit tersebut.. Hesty akhirnya mengerti kenapa Tigor raib dari kehidupannya... Hesty akhirnya tahu kenapa dia harus menghabiskan malam selama belasan tahun hanya duduk di teras lantai dua kamarnya.. menatap ke halaman saat hujan deras.. seperti bisa melihat Tigor kecil yg menggigil kehujanan karena dihukum.

"Berpisah denganmu/telah membuatku semakin mengerti/
betapa indah saat bersama/yg masih selalu kukenang/
selamat jalan kekasih/kaulah cinta dalam hidupku/
aku kehilanganmu/untuk selama-lamanya..."

Lagu2 baru bermunculan, artis2 baru datang silih-berganti.. tp bagi Hesty, lagu "Selamat jalan" dari Rita Effendy tersebut tetap menjadi lagu favoritnya.. Bagi Hesty, inilah lagu-nya...

******Sy beberapa tahun silam menyempatkan diri menemui mbak Hesty menyusul ceritanya di email yg super panjang lebar. Demikian beberapa point tambahan atas korespondensi tersebut:

Saya: "Apakah mbak Hesty akhirnya bertemu dgn Tigor?"
Hesty: "Ya. Persis enam bulan setelah Bibi meninggal, Tigor datang. Kabar meninggalnya Bibi tiba di tempat tinggalnya, entah bagaimana caranya kabar itu didengarnya.. Dia selama ini ternyata tinggal di London." *mbak Hesty tertawa pelan, sambil menyeka matanya yg berkaca2, "Tigor datang ke rumah di Menteng. Bersama istri dan dua anaknya. Istrinya bule, anak2 yg lucu. Satu berumur 9 tahun, satu masih 3 tahun. Aku puluhan tahun, setiap hari tidak pernah berhenti berharap menunggu saat-saat bertemu dengannya.. Tapi pertemuan itu kaku sekali, terasa ganjil... Hingga kami bertemu, dia tdk pernah tahu kalau aku tdk pernah menikah."

Saya: "Apakah mbak Hesty menyesali apa yg telah terjadi?"
Hesty: *mbak Hesty tertawa pelan, menggeleng.. "dua puluh lima tahun sy menghabiskan masa2 yg indah bersama Tigor? Masa kanak-kanak, kuliah, surat-surat itu. Dua puluh lima tahun, seperempat abad, apa yg harus sy sesalkan? skrg umur sy lewat lima puluh, dua puluh tahun lg hidup dgn mengenang masa lalu itu sj sudah cukup menyenangkan, bukan."

Saya ikut tertawa. itu point yg bagus: "Apakah mbak Hesty membenci Papa?"

A: *mbak Hesty terdiam lamaaa, hingga akhirnya menjawab: "Sy lbh membenci diri sendiri karena terlalu takut utk pergi bersama Tigor... Papa membesarkan kami keras sekali.. Penuh disiplin. Menanamkan pemahaman apapun yg kami lakukan akan mengundang sebab-akibat hidup.. seharusnya saat itu sy memahami, jangan2 Papa keras soal Tigor, agar sy benar2 yakin apakah Tigor adalah pilihan terbaik buat saya.. bukan sebaliknya, menghalangi kami seperti yg selama ini sy pahami.. jangan2 Papa keras soal Tigor, hanya utk melihat seberapa yakin saya atas keputusan yg sy lakukan... tp mau dikata apa? itu sudah terjadi... 20 tahun silam..."

Aku menghentikan pertanyaan...
Cukup. setengah jam sisa pertemuan itu dihabiskan dgn mbak Hesty memperlihatkan koleksi foto2 jadul mereka berdua... terakhir dia mengeluarkan foto paling pamungkas.. tersenyum lebar (meski matanya berkaca2 lagi); itu foto Hesty saat kamera Papa Hesty rusak.. di sebelah pohon palem yg baru setinggi mereka. Rambut ikal.. wajah menggemaskan, berebut mengacungkan dua tangan ke depan, tertawa.. "hanya utk selembar foto ini, Tigor semalaman kehujanan di halaman... aku yg memaksanya memoto dgn kamera Papa.. dan Tigor, kau tahu, Tigor akan melakukan apapun demi aku."

Aku menelan ludah; menatap lamat2 wajah cantik yg menua itu... yeah.. 20 tahun lagi hidup dgn mengenang masa lalu itu dr sisi yg positif lebih dari menyenangkan.

**naskah ini aslinya ditulis tahun 2008.
-- Tere Lije
Silahkan direnungkan...
__________________
I am ME

(^_^)
I am ME is offline  
Reply With Quote
Old 3 July 2013, 11:21 PM   #4
hidari
Senior Member
 
hidari's Avatar
 
Bergabung: Nov 2010
Location: bandung
Posts: 2,925
hidari is on a distinguished road
Default

emh..............
__________________
____________________
ひだり (Hidari)
hidari is offline  
Reply With Quote
Old 5 July 2013, 03:21 PM   #5
I am ME
Senior Member
 
I am ME's Avatar
 
Bergabung: Jan 2011
Location: The World of ME
Posts: 2,955
I am ME is on a distinguished road
Default

Emh apa riri-san?

Eh, mana nih senja? Katanya minta diceritain...
__________________
I am ME

(^_^)
I am ME is offline  
Reply With Quote
Old 6 July 2013, 04:27 AM   #6
hidari
Senior Member
 
hidari's Avatar
 
Bergabung: Nov 2010
Location: bandung
Posts: 2,925
hidari is on a distinguished road
Default

panjang abis...........
__________________
____________________
ひだり (Hidari)
hidari is offline  
Reply With Quote
Old 6 July 2013, 11:38 AM   #7
I am ME
Senior Member
 
I am ME's Avatar
 
Bergabung: Jan 2011
Location: The World of ME
Posts: 2,955
I am ME is on a distinguished road
Default

hahahaha....
iyah, aku aja yang kopas sampe 3 kali coba.

jangan-jangan, senja juga malah ketiduran baca cerita yang super duper panjangnya melebihi raksasanya ular naga panjangnya bukan kepalang berjalan-jalan selalu riang gembira umpan yang lezat itulah yang dicari ini dianya yang terbelaaaaaaa blaa blaa blaa.....
__________________
I am ME

(^_^)
I am ME is offline  
Reply With Quote
Old 6 July 2013, 11:40 AM   #8
hidari
Senior Member
 
hidari's Avatar
 
Bergabung: Nov 2010
Location: bandung
Posts: 2,925
hidari is on a distinguished road
Default

ya malah main ular2an,
__________________
____________________
ひだり (Hidari)
hidari is offline  
Reply With Quote
Old 6 July 2013, 11:45 AM   #9
intanastoeti
Senior Member
 
intanastoeti's Avatar
 
Bergabung: Jul 2012
Posts: 190
intanastoeti is on a distinguished road
Default

inti ceritanya apa ya..bisa diringkas nggak..
so.. dlm satu lembar langsung bisa tahu maknanya..
intanastoeti is offline  
Reply With Quote
Old 6 July 2013, 11:50 AM   #10
hidari
Senior Member
 
hidari's Avatar
 
Bergabung: Nov 2010
Location: bandung
Posts: 2,925
hidari is on a distinguished road
Default

hya nich panjang banget ceritanya,
__________________
____________________
ひだり (Hidari)
hidari is offline  
Reply With Quote
Old 7 July 2013, 01:08 PM   #11
I am ME
Senior Member
 
I am ME's Avatar
 
Bergabung: Jan 2011
Location: The World of ME
Posts: 2,955
I am ME is on a distinguished road
Default

Ahahaha....
Intinya intan, anak kecil ga boleh main ujan-ujanan.
Nanti sakit, ayah sama ibu yang repot

makanya, irit dong. bacanya dikit-dikit
Kan buat persediaan besok malem kalo susah bobok


#akuajabaruselesaibacasetelahduatahunlamanya
__________________
I am ME

(^_^)
I am ME is offline  
Reply With Quote
Old 7 July 2013, 01:40 PM   #12
hidari
Senior Member
 
hidari's Avatar
 
Bergabung: Nov 2010
Location: bandung
Posts: 2,925
hidari is on a distinguished road
Default

waduh lama nya,
__________________
____________________
ひだり (Hidari)
hidari is offline  
Reply With Quote
Old 7 July 2013, 06:49 PM   #13
intanastoeti
Senior Member
 
intanastoeti's Avatar
 
Bergabung: Jul 2012
Posts: 190
intanastoeti is on a distinguished road
Default

Originally Posted by hidari View Post
waduh lama nya,

kayak kredit speda motor yaa ..
dicicil slama 2 tahun...
intanastoeti is offline  
Reply With Quote
Old 7 July 2013, 08:00 PM   #14
I am ME
Senior Member
 
I am ME's Avatar
 
Bergabung: Jan 2011
Location: The World of ME
Posts: 2,955
I am ME is on a distinguished road
Default

Kredit motor malah lebih lama lagi...
Sampe motornya rusak kreditan bloman kelar
__________________
I am ME

(^_^)
I am ME is offline  
Reply With Quote
Old 8 July 2013, 09:16 AM   #15
hidari
Senior Member
 
hidari's Avatar
 
Bergabung: Nov 2010
Location: bandung
Posts: 2,925
hidari is on a distinguished road
Default

wah pengalaman sendiri
jangan di ceritain dunk me-kun,
__________________
____________________
ひだり (Hidari)
hidari is offline  
Reply With Quote
Reply silakan bergabung untuk ikut diskusi :-)

Thread Tools


Similar Threads
Thread Thread Starter Forum Replies Post Terakhir
ceritakan padaku pecinta senja Sastra 41 5 September 2013 08:58 AM
Kisah Cinta Yang Mengharukan Dari China dina ragil Ngobrol apa saja 0 7 January 2012 07:32 AM
Fiksi:Kisah cinta di Akai International High School arinadh Sastra 18 15 December 2011 03:45 PM
Fiksi:Kisah cinta di AIHS #2 arinadh Sastra 0 15 December 2011 03:38 PM
persahabat,cinta,dan sebuah janji Ericajalah Sastra 0 17 October 2011 11:08 AM


Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 10:46 PM.


Powered by vBulletin®
Copyright © Jelsoft Enterprises Ltd.