Baca Saja

[Lee Na Na]

Aku tertampar badai karena terlalu hanyut mengejar. Bayangmu memburam. Menipis hingga kemudian menghilang. Entah siapa yang menaruh rasa, tapi aku merasa lebih baik melebur pada kedalaman bumi. Silakan kamu bercinta dan bercerita dengan banyak bunga, aku tidak peduli. Luka itu menyiksa. Maaf sudah tiada. Dan bencilah yang kemudian tercipta. Hatiku tidak bertepi, tapi waktuku tak mau menanti.





Hanya pada alam kesepianku terbagi. Hanya pada kata-kata rasa sakitku terobati. Hanya pada waktu kupasrahkan kejatuhanku yang tergenapi. Satu waktu aku akan tua, keriput dan rambut pun memutih. Dan saat menjalani masa itu aku mungkin sudah tidak akan ingat namamu pernah jadi apa yang selalu aku minta pada Tuhan tiap malam. Aku mungkin telah pikun dan tidak akan mengenangmu yang pernah ada di sisiku. Tertidur dan nampak seperti bayi karena pulas sekali.