Sekolah.org

Go Back   Sekolah.org Ekstrakurikuler Sastra

Reply silakan bergabung untuk ikut diskusi :-)
 
Thread Tools
Old 10 June 2012, 05:48 PM   #1
Jaka Ringas
Junior Member
 
Bergabung: Jun 2012
Posts: 2
Jaka Ringas is on a distinguished road
Default Menembus puncak garuda

MENEMBUS PUNCAK GARUDA


Sudah satu jam yang lalu Nursiah menunggu di depan gerbang SMKN 1 Indramayu.Dengan perlengkapan gunung yang lengkap dan semuanya dimasukan kedalam ransel atau cariel besar ukuran 19 Liter sehingga ukuran ranselnya itu lebih besar dari pada ukuran tubuhnya. Setelah lama menunggu akhirnya satu per satu teman – temanya pun datang dengan membawa perlengkapan yang sama. Mereka pun berkumpul dan segera melaju ke terminal Indramayu untuk naik elf menuju ke Stasiun Cirebon. Rencananya sekelompok pelajar SMKN 1 Indramayu yang terdiri Nursiah, Sutiyani, Nina, Karyo, Agus, erin, Udin, dan dedi akan melakukan pendakian ke gunung merapi yang berada di perbatasan jawa tengah dan Jogjakarta untuk melaksanakan salah satu syarat untuk menjadi anggota Pecinta Alam Petala Semak Bumi, yaitu harus melaksanakan pengembaraan ke salah satu puncak gunung.
Pukul 15. Lebih 20 menit rombongan pun Tiba di stasiun besar Cirebon, Rasa penat dan pusing pun dirasakan oleh Nursiah karena kelamaan naik mobil elf. Nursiah pun hanya duduk lemas di kursi stasiun sambil menunggu karcis kereta Matraman senja yang di beli oleh temanya.
“ Dah dapat neh karcisnya, sebentar lagi keratanya akan datang” Cetus Erin yang tentu saja mengagetkan semua yang sedang duduk santai.
“ Asik kita jadi ke gunung Merapi” Nursiah menyambutnya. Setelah 10 Menit menunggu akhirnya kereta yang ditunggu pun datang, Tanpa piker panjang mereka pun segera naik ke dalam kereta untuk menuju Jogjakarta yang diperkirakan selama 12 Jam perjalanan.
Hari masih pagi saat kereta api berhenti di stasian lempuyangan Jogjakarta. Dengan menembawa Ranselnya masing – masing Nursiah dan kawan – kawan bergegas turun dari kereta api tersebut. “ Alhamdulilah kita tlah nyampe Jogja. Heum Baru kali ini saya menginjakan kaki di Jogja ” cetus karyo sambil menenteng Tas ranselnya.
“ Iya neh sama aku juga” sambung Sutiyani
“ enaknya makan dulu neh, uh laper perutnya kan semaleman kita tidak makan di kereta “ keluh Nursiah
“ Yaaaahhhh kamu makan aja nung yang dipikirkan ” dedi menyambut keluhan Nursiah. Tapi merekapun akhirnya mencari pedagang nasi untuk mengisi perut mereka yang sedang keroncongan.
Setelah mereka selesai makan, kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke daerah selo yaitu pos pendakian gunung merapi dengan menggunakan mobil angkutan umum. Hamper mendekati waktu sholat ashar Nursiah dan rombongan sampai di daerah Selo.
“ Cape juga ya kang, dari Jogjakarta kita muter ke magelang naik mobil. Sampe sampe kepalaku kaya batu berat banget ” keluh nursiah.
“ Makanya jangan pake kepala merk yang murahan nung ” celoteh karyo.
“ Emang kepala bisa diganti gitu. Kaya helm aja. Mang akang merk apa kepalanya hayo ” Nursiah membalasnya. “ karyo mah kepalanya merk Honda tuh…hahahahaha ” sambung Nina.
“ Owh pentes, dia makanya irit hehehehehehehehehe ” cletuk Nursiah menanggapi sambil tertawa terkekeh – kekeh.
Hari pun menjelang sore, udara khas gunung merapi mulai menyapu tubuh Nursiah hingga masuk ke sumsum tulangnya. Setelah mereka selesai mengurus administrasi dari mulai karcis pendakian, pembayaran serta melakukan sholat Magrib berjamaah. Rombonganpun beristirahat dirumah penduduk untuk menunggu waktu pendakian yaitu sekitar jam 03.00 pagi.
Udara dingin membungkus tubuh hingga membuat badan ini ingin selalu menggigil karena menanhan dingin. “ hey, hey bangun sudah pukul jam 03 lebih neh.. Ayo siap – siap kita melakukan perjalanan menuju puncak Garuda ” suara Kang Agus mengagetkan Nursiah dan kawan – kawan. “ Huaaaaaah dingin bangeet kang. Aku mah gak ikut naik ahhhhhhh cape ” balas Nursiah dengan perasaan malas.
“ Kok gitu Nung, kita kesini kan Tujuannya tuk naik ke puncak Gunung Merapi. Ayolah Nung ikut, kita kesinikan dah menghabiskan banyak uang “ Rayu, Nina dan sutiyani.
“ Iya, Nung bener tuh…kok kamu jadi lemah sih. Hanya karena dingin saja “ sambung Udin.
“ Ya, udah lo Nung gak mau naik berarti ditinggal di sini aja ” erin berusaha menengahi .
“ Entar Nung, Ma ciapa Kang ” Nursiah menyabut gembira perkataan Erin
“ Ya ..sendirian lah. Kan yang lain pada ikut naik ” cetuk Agus
“ Yaahhh takuuuut…..oke lah saya ikut “ dengan nada ragu Nursiah membalas
“ Oke semua sudah siap dengan perlengkapanya kan. Awas jangan ada yang ketinggalan serta lampu senter harus dikeluarkan ” Erin Memberi komando pada rombongan.
Menjelang pagi rombongan pun mulai menapaki jalan setapak menembus belantara hutan gunung Merapi. Desahan nafas pun seraya mengeluarkan asap mungkin karena dingginya udara di Merapi. Rombongan Berjalan merayap Erin Sebagai Guide didepan disusul oleh Karyo, Nursiah, Agus, Sutiyani, Dedi, Nina dan Udin.
Setelah hampir dua jam perjalanan rombongan pun mulai beristirahat, satu persatu bekal dikeluarkan dari dalam ransel masing – masing dengan tanpa ragu mereka menyantap roti tawar yang di olesi dengan selai rasa strowberi.
“ Kang Pengen baso neh ” cetus nursiah memecah kesunyian Gunung merapi yang hanya berupa hamparan batu – batu bekas letusan dulu. Hutan belantara yang pada awal perjalanan menghiasi kaki gunung kini telah tiada terkikis habis oleh awan panas yang ada hanya kayu – kayu yang sudah hitam mungkin sudah menjadi arang.
“ Yahhh mana ada baso nung disini mah. Lo Ada Suti beli dengan gerobagnya juga deh ” potong suti dengan nada yang serak menahan napas. “ Ada kok, nanti kalo dah nyampe di puncak gunung. Disitu banyak yang jualan ada Baso, Mie ayam, es pokoknya banyak ” Agus ikut menyambung pembicaraan.
“ asiiiiik…nanti bisa makan baso. Pokoknya Semuanya Nung yang bayari deh” teriak nursiah girang.
“ Mang ada kang ????????? ” karo balik nanya dengan perasaan bingung.
“ Terminal bis juga ada kok….” Erin pun tak ketinggalan ikut menyambung.
“ Wah, wah wah lo semua ada kenapa kita harus susah – susah jalan kaki kang. Knapa naik mobil bis aja sih ” Cetus Nursiah bingung . Namun kebingungan Nursiah itu membikin seluruh rombongan tertawa terbahak – bahak sehingga membuat Nursiah semakin bingung, tapi dalam hati nung terbesit semangat untuk mencapai puncak karena dia penasaran apakah ada pedagang baso di puncak Gunung Merapi.
Setelah waktu istirahat selesai akhirnya rombongan pun melanjutkan perjalananya menuju puncak Gunung Merapi dengan sesekali istirahat sebentar untuk sekedar minum. Bebatuan terjal, jalan berliku dan selallu naik menjadi cirri khas perjalanan di gunung Merapi. Tapi perjalanan kian tambah semangat ketika mata kami melihat matahari muncul dari ufuk timur. Rombongan pun berhenti untuk menikmati pemandangan alam yang indah tanpa ketinggalan juga dengan jepretan kamera untuk mengabadikan moment yang indah tersebut.
Setelah kurang lebih 8 jam perjalanan. Akhirnya Rombongan sampai juga pada titik tertinggi Gunung Merapi. Seluas mata memandang yang ada hanya Bebatuan dan juga jurang – jurang membentuk seperti lobang kawah yang sudah kering. Namun ada juga bebatuan yang masih mengeluarkan asap dan berwarna kekuning – kuningan dengan bau belerang yang sangat menyengat yaitu kawah – kawah yang masih aktif. Tampak didepan mata batu Besar Yang berdiri kokoh di samping kawah dan bentuknya menyerupai gambar burung garuda yang sering kali kita lihat pada tembok tembok didepan kelas. Dengan dua sayap yang serasa siap terbang meninggalkan puncak gunung Merapi dan itulah Puncak Garuda yang ditandai dengan batu yang bentuknya mirip dengan lambing Negara kita. Batu itu berdiri kokoh tepat di samping tumpukan batu yang menjulang keatas dan mengepulkan asap yang besar.
Nursiah pun masih berdiri tegak menatap Indahnya alam Ciptaan Allah, decak kagum, bercampur dengan cape, letih, kesal semua bercampur aduk. Sayup sayup terdengar suara adzan yang dikumandangkan oleh lima orang yaitu Agus, Erin, Udin, Dedi, Karyo yang menggema menembus setiap pelosok puncak merapi membuat semua rombongan meneteskan Air mata tanda Sujud Syukur dan rasa senang sudah sampai di tempat yang dituju. Nursiahpun meyeka air mata yang tanpa terasa menetes dalam pipi halusnya sehingga aliran air mata itu memberikan bekas dipipinya karena membelah debu yang menempel pada pipi akibat perjalanan yang bertarung dengan debu – debu gunung Merapi.
Kamera pun dikeluarkan dan tanpa pikir panjang langsung membidik pemandangan yang indah. “ Allahu akbar betapa Maha Besarnya Allah yang telah menciptakan alam berserta isinya. Yang sangat Indah ini ya kang ” karyo tak henti – hentiya berdecak kagum.
“ Iya betul, Nung aja kagum baru pertama dalam hidup Nung berada dalam puncak gunung ” Sambung Nursiah.
“ Nung. Jadi gak beli basonya ” Ledek Dedi
“ Mana – mana orang Jualanya. Ah kang Agus bohong aja ” jawab Nursiah dengan nada kecewa.
“ Ntar. Lo saya jadi Presiden Nung…pasti ada yang jualan baso disini hahaha ” sambung karyo sambil tertawa.
“ Karyo jadi presiden….kiamat nantinya. ” Nursiah tambah kesal. Gelak tawa pun pecah oleh jawaban Nursiah.
“ Ma, Bapa Nung dah nyampe di puncak Garuda ” dengan suara keras nursiah berteriak memecahkan suasana.
Jaka Ringas is offline  
Reply With Quote
Reply silakan bergabung untuk ikut diskusi :-)




Zona waktu GMT +7. Waktu saat ini adalah 05:42 PM.


Powered by vBulletin®
Copyright © Jelsoft Enterprises Ltd.